Friday, 31 January 2014

Pembuatan Besi Tempa

           Proses pembuatan material yang tangguh, paduan Malleable yang dikenal dengan Besi Tempa karena proses pembuatannya. Prosesnya dikenal dengan puddling, membutuhkan kemampuan tangan buruh. Produksi besi tempa dalam jumlah ton tidak memungkinkan. Pengembangan  proses baru dengan bessemer converters dan furnaces perapian terbuka meningkatkan kuantitas besi tempa.
            Besi tempa  tidak lagi diproduksi secara komersial, karena dapat diganti dengan Low-carbon Steel pada hampir semua aplikasi, yang lebih murah untuk memproduksinya dan lebih uniform kualitasnya dibandingkan besi tempa.
Puddling Furnace menggunakan arched roof dan depressed hearth yang dipisahkan oleh dinding dari pembakaran saat arang terbakar. Setelah furnace panas, Puddler atau Furnace operator, “Fettles” dengan melapisi perapian dan dinding dengan pasta oksida Fe, biasanya Hematite Ore.

2.1 Puddling Furnace (tungku pelepuran)
Puddling furnace adalah teknologi metalmaking digunakan untuk membuat besi tempa atau baja dari pig iron diproduksi pada tungku sembur. Tungku ini dibangun untuk menarik udara panas di atas besi tanpa itu datang ke dalam kontak langsung dengan bahan bakar, sistem umumnya dikenal sebagai tungku reverberatory atau terbuka tungku perapian. Keuntungan utama dari sistem ini adalah menjaga kotoran dari bahan bakar terpisah dari muatan.
Ada dua jenis utama dari tungku pelumpuran yang digunakan di Amerika Serikat.
a.       tungku pelumpuran tunggal, yang didasarkan pada desain yang sama yang digunakan di Inggris dan, dengan demikian, yang paling umum.

Horisontal ( rendah ) dan vertikal ( atas) lintas-bagian dari tungku pelumpuran tunggal . A. Perapian grate , B. Firebricks ; C. Palang pengikat , D. Perapian , E. pintu Kerja , F. Hearth , G. Cast pelat penahan besi, H. Bridge dinding

b.      tungku pelumpuran ganda, yang paling sering ditemukan di sebelah timur dari Allegheny Mountains.


Desain umum dari sebuah tungku pelumpuran tunggal adalah sebagai berikut. Jejak tungku adalah 3,3-3,6 meter (11-12 kaki) panjang, 1,5-2,1 m (4,9-6,9 ft) lebar (tergantung pada ukuran perapian) dan 1,5 m (4,9 kaki). Dinding luar adalah 23 cm (9 inci) tebal dan terbuat dari batu bata yang khas dan kemudian ditutup dengan pelat besi cor. Tempa bar persegi besi, disebut cross pengikat, dijalankan melalui atap tungku dan melesat ke piring besi cor untuk menjaga atap runtuh. Cerobong asap adalah 9-12 m (30-39 kaki) dan 40 cm (16 in) persegi. Akan ada lubang kerja kecil yang memungkinkan akses ke api, dan pintu kerja memungkinkan akses ke perapian. Pintu kerja rata-rata adalah 55 cm (22 in) lebar 68 cm (27 in) tinggi, dilapisi dengan firebricks di dalam dan dengan lubang persegi kecil kerja alat bantu.
Perapian adalah di mana besi dibebankan, meleleh dan menggenang. Bentuknya perapian adalah biasanya elips, 1,5-1,8 m (4,9-5,9 ft) panjang dan 1-1,2 m (3,3-3,9 kaki) lebar. Jika tungku dirancang untuk genangan besi putih maka kedalaman perapian tidak pernah lebih dari 50 cm (20 in). Jika tungku dirancang untuk merebus besi abu-abu maka kedalaman perapian rata-rata 50-75 cm (20-30 in). Karena panas yang besar yang dibutuhkan untuk mencairkan biaya perapian harus didinginkan, yang lain itu akan mencair dengan muatan. Hal ini dilakukan dengan menjalankan muatan konstan udara dingin di atasnya, atau dengan melemparkan air di bagian bawah perapian.
Perapian, di mana bahan bakar yang dibakar, digunakan jeruji besi cor yang bervariasi dalam ukuran tergantung pada bahan bakar yang digunakan. Jika batubara bituminous digunakan maka ukuran grate rata-rata adalah 60 cm x 90 cm (2,0 ft × 3,0 ft) dan sarat dengan 25-30 cm (9,8-12 in) batubara. Jika batubara antrasit digunakan maka perapian adalah 1,5 m × 1,2 m (4,9 ft × 3,9 ft) dan sarat dengan 50-75 cm (20-30 in) batubara.
Sebuah tungku pelumpuran ganda sangat mirip dengan tungku pelumpuran tunggal, dengan perbedaan utama adalah ada dua pintu kerja yang memungkinkan dua puddlers untuk bekerja tungku pada waktu yang sama. Keuntungan terbesar dari pengaturan ini adalah bahwa ia menghasilkan besi dua kali lebih banyak tempa. Ini juga lebih ekonomis dan hemat bahan bakar dibandingkan dengan tungku tunggal.
Cara Kerja Puddling Furnace
Proses ini dimulai dengan menyiapkan tungku pelumpuran , ini melibatkan membawa tungku dengan suhu rendah dan kemudian fettling itu . Fettling adalah proses lukisan grate dan dinding di sekitarnya dengan oksida besi , biasanya hematit ; ini bertindak sebagai lapisan pelindung menjaga logam meleleh dari pembakaran melalui tungku . Kadang-kadang abu halus ditumbuk dari menempa arang , tungku pelumpuran , pemanasan tungku , atau blast furnace digunakan sebagai pengganti hematit . Dalam hal ini tungku harus dipanaskan selama 4-5 jam untuk mencairkan cinder dan kemudian didinginkan sebelum pengisian . Entah putih besi cor atau besi halus kemudian dimasukkan kedalam perapian tungku . Untuk pelumpuran basah , besi tua dan / atau besi oksida juga dituntut . Campuran ini kemudian dipanaskan sampai mencair atas , memungkinkan untuk oksida untuk mulai pencampuran , hal ini biasanya memakan waktu 30 menit . Campuran ini terkena arus kuat udara dan diaduk dengan panjang bar dengan kait pada salah satu ujungnya , yang disebut pelumpuran bar atau rabbles , melalui pintu bekerja . Hal ini membantu oksigen dari oksida bereaksi dengan kotoran dalam pig iron , terutama silikon , mangan ( untuk membentuk slag ) dan untuk beberapa derajat sulfur dan fosfor , yang membentuk gas yang melarikan diri dengan knalpot dari tungku .
Lebih banyak bahan bakar kemudian ditambahkan dan suhu dinaikkan . Besi -benar mencair dan karbon mulai membakar juga. Ketika pelumpuran basah , campuran akan mulai " mendidih " karena besi oksida ditambahkan . Karbon dioksida yang terbentuk dalam proses ini menyebabkan terak untuk " membusungkan " di atas , memberikan rabbler sebuah indikasi visual dari kemajuan pembakaran . Seperti karbon membakar suhu leleh campuran naik dari 1.150 ° C ( 2.100 ° F ) sampai 1.540 ° C ( 2.800 ° F ) ,  sehingga tungku harus terus makan selama proses ini . Akhirnya karbon sebagian besar dibakar dan besi " datang ke alam" , membentuk menjadi bahan spons , menunjukkan bahwa proses selesai dan materi dapat dihapus . Hook di ujung bar kemudian digunakan untuk menarik keluar bola genangan air besar [ 4 ] material , sekitar 35-40 kilogram ( 70-80 pon ) masing-masing , dan 30-38 cm ( 12-15 inci ) dengan diameter  . Kadang-kadang sepasang besar penjepit yang digunakan untuk menghapus bola genangan .
Ini bola genangan kemudian diangkut ke palu atau pemeras dengan menyeret mereka sepanjang lereng besi yang dibangun antara tungku dan peralatan shingling atau , lebih umum , bola genangan dimuat ke gerobak besi dan diangkut ke tujuan mereka . Shingling mengusir terak dan las menutup retak internal, sedangkan mematahkan potongan kotoran . Besi tersebut kemudian re-heated dan diluncurkan ke datar bar atau batang bulat . Untuk ini , rol beralur digunakan , alur yang berturut-turut dari penurunan ukuran sehingga bar itu semakin berkurang dengan dimensi yang diinginkan . Beberapa oksida besi dari timbangan yang terbentuk di langkah-langkah selanjutnya dari shingling dan bergulir . Kualitas ini dapat ditingkatkan dengan faggoting .
Bekerja sebagai kru dua orang , seorang Puddler dan pembantu dapat menghasilkan sekitar 1500 kg besi dalam pergeseran 12 jam .  Tenaga kerja keras , panas dan asap yang disebabkan puddlers untuk memiliki harapan hidup yang sangat singkat , dengan sebagian besar mati dalam usia 30-an . pelumpuran tidak pernah bisa otomatis karena Puddler harus merasakan ketika bola telah " datang ke alam" .

2.2 Dapur tempa
Fungsi utama dapur tempa adalah untuk memanaskan logam yang akan dibentuk agar lebih mudah membentuknya.ada dua macam dapur tempa yaitu:
Ø  Dapur tetap > umumnya terbuat dari tembok yang diperkuat dengan batu tahan api dan mulut dapurnya terbuat dari besi tuang.
Ø  Dapur yang bisa dipindah-pindahkan atau dapur lapangan > terbuat dari plat baja dan dapat dipakai dimana saja yang kita perlukan

            Dapur tersebut hanya mampu untuk menampung dengan kapasitas kecil sehingga pengeluaran api kecil dan khusus untuk benda-benda kecil saja. Bahan bakar yang dipakai dapur ini biasanya adalah batu bara dan arang kayu. Udara penghembus dari blower (kalau ada listrik) atau ubub ( kalau idak ada listrik). Ujuannya adalah agar panas bahan bakar akan bertambah yang dapat mempercepat kenaikkan suhu benda kerja yang akan dibakar hingga benda dapat lebih mudah untuk ditempa.
Pada bagian sisi dapur biasanya terdapat bak air untuk mendinginkan benda dengan mencelupkannya . air tersebut juga untuk menyiram benda kerja agar benda kerja tidak terbakar semuanya tapi panasnya memusat.

Macam dapur tempa secara umum ada 2 (dua), yaitu:
a)      Dapur tempa dengan sumber api dari gas terbakar,
Dapur tempa dengan sumber api dari gas terbakar, atau biasa disebut sebagai dapur gas. Bahan bakar yang digunakan adalah jenis gas LPG (Liquid Petroleum Gas). Gas LPG disemburkan lewat sebuah nozel. Bersamaan itu pula dihembuskan angin dari sebuah kompresor udara se-hingga terjadi pembakaran hebat, yang memungkin-kan menjadikan bara api hebat pula dan dapat memanaskan besi yang sedang ditempa hingga warna merah pijar.  lihat Gambar 3.


Gambar 1: Dapur Tempa Memakai Gas
Seperti diperlihatkan Gambar 3, merupakan dapur tempa yang sangat populer saat ini. Banyak perusahaan yang sudah mengeluarkan jenis dapur tempa macam ini. Ciri pokok dari dapur ini adalah adanya motor listrik sebagai pembangkit hembusan udara guna membuat pembakaran dan pemanasan api tempa menjadi hebat. Pemeliharaan api tempa dapat dikontrol lewat banyak sedikitnya aliran LPG dan hembusan udara yang dapat diatur lewat keran-keran (katup-katup) khusus. Prosedur cara menghidupkan dapur gas biasanya telah dicantumkan pada buku manual instruction yang diserta-kannya.

b)      Dapur tempa secara hembusan,
Dapur tempa dengan sumber api dari bahan bakar arang kayu atau arang kokas. Untuk permulaan penyalaan bisa dilakukan dengan membakar kertas atau diberi minyak tanah secukupnya. Setelah arang kayu atau arang kokas sedikit terbakar, kemudian dihembuskan udara dari sebuah kipas berputar atau kompresor. Untuk tukangtukang tempa yang masih konvensional dan tradisional, hembusan angin ini hanya menggunakan dua buah tabung kayu yang telah di-pasangi torak (piston) kayu juga, kemudian torak digerakkan secara bolak-balik (resiprokal). Ada kala-nya hanya sebuah kantong dari kulit yang dapat di-kempis dan digembungkan untuk mendapatkan hembusan udara.
Dengan suatu hembusan udara yang terkontrol lewat api, pembakaran dapat dinaikkan dan diatur. Suhu tinggi yang diinginkan dapat dicapai secara cepat.

Gambar 4: Dapur Tempa secara Hembusan

Dapur hembusan, seperti diperlihatkan Gambar 4, merupakan dapur tempa secara tradisional dan sangat konvensional. Bahan bakar yang digunakan adalah arang kayu, arang kokas, atau serbuk kokas. Ada kalanya dari suatu antrasit bebas belerang yang dapat terbakar. Untuk menimbulkan hembusan udara dipakailah sebuah kipas yang diputar oleh tangan. Yang sudah sedikit modern, kipas itu diputar oleh sebuah motor listrik. Bahkan yang masih sangat tradisional, hembusan udara hanya dihasil-kan oleh sebuah ububan (istilah Jawa). Yaitu sebuah tabung kayu yang diberi semacam torak kemudian torak ini digerakkan bolak-balik. Udara dari ujung tabung kayu dialirkan ke tempat arang terbakar lewat sebuah pipa. Ada juga memakai konstruksi dari kulit binatang yang dibuat semacam kantong. Udara hembus dapat mengalir karena kantong kulit tadi dikembang-kempiskan.

sekian dan terima kasih, semoga bermanfaat .

Wednesday, 1 January 2014

Peralatan Las Listrik Beserta Fungsinya

 LAS LISTRIK
       Las listrik merupakan proses penyambungan logam dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Pengelasan dengan tenaga listrik dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu las tahanan listrik dan las busur nyala listrik.
       Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan benda yang akan disambung. Kemudian dengan tekanan yang akan diberikan, kedua bahan akan menyatu.
        Las busur nyala listrik adalah pengelasan dengan cara mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau mencairkan permukaan benda kerja dengan membangkitkan busur nyala listrik melaui sebuah elektroda. Arus yang digunakan untuk pengelasan dapat berupa arus AC maupun DC, tergantung mesin las yang digunakan.
        Bahan yang digunakan untuk las busur listrik adalah elektroda. Elektroda akan dialiri oleh arus listrik untuk menghasilkan nyala busur yang akan melelehkan elektroda sampai habis. Jenis dan macam elektroda sangat banyak, sehingga perlu pemilihan jenis elektroda dengan benar. Berdasarkan selaput pelindungnya elektroda dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput. Elektroda berselaput terdiri dari inti dan pelapis atau fluks. selaput pelindung akan terbakar dan menghasilkan gas CO2 yang berfungsi untuk melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian benda kerja dari udara luar. Udara luar mengandung oksigen yang dapat menyebabkan terjadinya oksidasi sehingga akan mempengaruhi kekuatan mekanis hasil pengelasan. 
PERALATAN LAS LISTRIK 
a. Mesin Las
Jika ditinjau dari arus yang ke luar, pesawat las dapat digolongkan menjadi :
1) Pesawat Las Arus bBolak-Balik (AC)
Pesawat las jenis ini terdiri dari transformator yang dihubungkan dengan jala PLN atau dengan pembangkit listrik, motor disel, atau        motor bensin. Kapasitas trafo biasanya 200 sampai 500 ampere. Sedangkan voltase (tegangan) yang ke luar dari pesawat trafo ini antara 36 sampai 70 volt, dan ini bervariasi menurut pabrik yang mengeluarkan pesawat las trafo ini. Gambar memperlihatkan salah satu jenis pesawat las transformator AC.
2) Pesawat Las Arus Searah (DC)
Pesawat ini dapat berupa pesawat tranformator rectifier, pembangkit listrik motor disel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakan oleh motor listrik digerakkan oleh motor listrik (motor generator).

3) Pesawat Las AC-DC
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah. Dengan pesawat ini akn lebih banyak kemungkinan pemakainya karena arus yang keluar dapat searah maupun bolak-balik (AC-DC).
Pesawat las jenis ini mialnya tranformator rectifier maupun pembangkit listrik motor disel. 
b. Alat-alat bantu Las 
1. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
a.       Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda.
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan lisrtik dengan pesawat las.


2. Pemegang Elektroda

Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Ini terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat (biasanya dari embonit).
3. Palu Las

Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah kaca mata terng pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada mata.
4. Sikat Kawat

Sikat kawat digunakan untuk :
a. Membersihkan benda kerja yang akan dilas,
b. Membersihkan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las
5. Klem massa

Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).
6. Penjepit

Ini digubakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas sehabis pengelaan.
c. Elektroda

Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput .
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi, semprot atau celup.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm.

semoga bermanfaat

Peralatan las asetilin beserta fungsinya

1.      Pengertian Las Oksi-Asetilin
        Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini,gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memilikirumus kimia C2H2 ). Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dan gas oksigen. Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen.

2.      Bahan Bakar Gas
a.       Asetilin ( C2H2 )
       Asetilena (Nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.
       Gas asetilin dapat dibuat secara sederhana dengan cara mencampur karbit di tambah air dengan rumus kimia CaC2 + 2H2O       C2H2 +  Ca (OH) + kalor

3.      Peralatan Las Oksi Asetilin
a.       Tabung Gas Oksigen dan asitilin
       Tabung gas berfungsi untuk menampung gas ataugas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu.

b.      Katup Tabung



       Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup iniditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.

c.       Regulator

       Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekan hingga mencapai tekanan kerja torch.Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator.Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.

d.      Selang gas

       Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menujutorch digunakan selang gas. Untuk memenuhipersyaratan keamanan, selang harus mampu menahantekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalampemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gasyang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kodewarna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentangperbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.
  
e.       Torch ( Pembakar )

       Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnyaditeruskan oleh torch, tercampur didalamnyadan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, tochmemiliki dua fungsi yaitu :
1)   Sebagai pencampur gas oksigen dan gasbahan bakar.
2)   Sebagai pembentuk nyala api diujungnosel.

f.       Pematik api Las

       Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.

semoga bermanfaat