Tuesday 21 July 2020

Komponen-komponen Rem Cakram Sepeda Motor

Dibawah ini merupakan komponen-komponen rem cakram penggerak hidrolis pada sepeda motor.
1) Master cylinder, berfngsi mengubah gerak pedal/tuas rem ke dalam tekanan hidrolis. Master cylinder terdiri atas beberapa komponen yaitu reservoir tank yang berisi minyak rem,silinder dan piston yang membangkitkan tekanan hidrolis.
 
Gambar 3.4 Master Cylinder

2) Piringan rem (cakram), pada umumnya dibuat dari besi tuang yang diberikan lubang pada permukaan geseknya untuk ventilasi agar tidak terjadi panas berlebih, menampung kotoran debu yang menempel pada permukaan cakram maupun pada brake pad.

3) Bruke pad/disc pad, terbuat dari campuran metallic fiber dan sedikit serbuk besi (biasa disebut semi-metallic disc pad). Pada beberapa pad, penggunaan metallic plate (anti-sequel shim) dipasangkan pada sisi piston dari pad untuk mencegah bunyi pada saat pengereman.
 
                                          
Gambar 3.5 Brake Pad dan Anti-Squel Shim

4) Caliper, sering disebut cylinder body, berfungsi untuk memegang piston-piston dan dilengkapi dengan saluran minyak rem. Jenis-jenis rem cakram yang digunakan pada sepeda motor pada umumnya dibedakan berdasarkan jenis kalipernya, yaitu 
a. tipe fixed caliper 
Konstruksi didalam fixed caliper, ada dua buah piston yang bergerak saling berlawanan. Dimana tiap piston memiliki saluran hidrolis yang terhubung ke nipple inlet hydraulic. Sehingga ketika rem ditekan, kedua piston ini akan bergerak menjepit piringan rem. 
b. tipe floating caliper
Konstruksi floating caliper hanya ada satu piston pada salah satu sisi, dengan saluran hidrolis juga hanya ada satu.Saat peda rem ditekan, maka piston akan mendorong kampas rem. Disaat yang sama, tekanan pada piston juga mendorong caliper kearah dalam karena sifat kaliper bebas bergerak kekanan dan kekiri. Sehingga dua kampas rem tetap bisa menjepit piringan.

5) Pipa/slang rem, merupakan saluran yang berfungsi menyalurkan tekanan hydraulic fluida dari master olinder ke caliper.

6) Minyak rem, merupakan fluida yang berfungsi sebagai media penerus gaya pengereman dalam bentuk tekanan hidrolis (hydraulic pressure) ke brake piston pada caliper.

Sunday 19 July 2020

Rem Cakram (Disc Brake) Sepeda Motor

        Rem cakram pada umumnya terdiri atas beberapa komponen, yaitu cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, bahan gesek (disc pad) yang menjepit dan mencengkeram cakram, serta kaliper rem yang berfungsi untuk menekan dan mendorong bahan gesek schingga diperoleh daya pengereman. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara bahan gesek dan cakram.
        Rem cakram memerlukan tekanan pengereman yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien dan pad cenderung lebih cepat aus dibandingkan dengan sepatu rem pada rem tromol. Di samping kelemahan tersebut, rem cakram memiliki beberapa kelebihan, di antaranya konstruksi sederhana, penggantian pad mudah, tanpa penyetelan, bidang gesek selalu terkena udara sehingga radiasi panasnya sangat baik, dan water recovery sangat baik karena air akan terlempar keluar dari permukaan cakram dan pad karena adanya gaya sentrifugal.
        Menurut mekanisme penggeraknya, rem cakram sepeda motor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu rem cakram penggerak mekanik dan rem cakram penggerak hidrolik.
a. Rem Cakram Penggerak Mekanik 
Rem cakram penggerak mekanik bekerja menggunakan kabel. Konstruksi sistem rem cakram penggerak mekanik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
 
Gambar 3.3 Rem Cakram Penggerak Mekanik
b. Rem Cakram Penggerak Hidrolik
        Pada umumnya, rem cakram penggerak hidrolik banyak digunakan pada sepeda motor. Mekanisme penggerak sistem rem tipe hidrolik memanfaatkan tenaga hidrolik (fluida/cairan) untuk meneruskan tenaga pengereman dari pedal/handel rem ke sepatu rem/pad rem.
        Gaya penekanan pada pedal/handel rem akan diubah menjadi tekanan fluida oleh piston master silinder, kemudian diteruskan ke silinder roda/kaliper rem melalui pipa/slang rem untuk menghasilkan gaya pengereman.
        Rem penggerak hidrolik mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan penggerak mekanik, yaitu:
1) Fluida mempunyai sifat tidak dapat dimampatkan. Pada sistem rem hidrolik, tidak terjadi kerugian gesekan/penurunan tekanan karena sambungan/engsel seperti halnya pada mekanisme penggerak mekanik schingga lebih responsif.
2) Gaya yang diperlukan untuk mengoperasikan rem relatif ringan.
3) Bebas penyetelan.

Thursday 16 July 2020

Cara kerja dan tipe rem tromol sepeda motor

Sistem rem tromol pada sepeda motor menggunakan mekanisme penggerak mekanik, yaitu mekanisme penggerak sistem rem dengan menggunakan tenaga mekanik (melalui perantaran kabel (rem depan), dan lengan/engsel (rem belakang) sebagai penghubung) untuk meneruskan tenaga pengereman dari tuas (rem depan), pedal/handel (rem belakang) rem ke sepatu rem/pad rem.
Pada rem troumol, penghentian atau pengurangan putaran roda dilakukan dengan adanya gesekan antara kanvas sepatu rem dengan romolnya. Cara kerjanya ialah pada saat tuas rem tidak ditekan atau pedal rem tidak diinjak, sepatu rem dengan tromol tidak saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda. Namun, pada saar tuas rem ditekan, atau pedal rem diinjak lengan rem memutar cam pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan kanvas bergesekan dengan tromol, akibatnya, putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan dan kendaraan dapat berhenti.

Tipe rem tromol yang digunakan pada sepeda motor dibedakan menjadi 2. yaitu
Single Leading Shoe Type/Leading Trailing Shoe Type dan Double Leading Shoe
a. Single Leading Shoe Type
Pada sistem rem tromol single leading shoe type, digunakan dua sepatu rem (2 shoes) dan 1 brake cam (bubungan rem). Sepatu rem yang terbawa oleh putaran tromol dan cenderung melengket disebut sebagai leading shoe.Tipe ini biasanya digunakan pada semus jenis sepeda motor kecil (di bawah 250 cc).

b. Double Leading Shoe Type
Tipe ini juga menggunakan dua sepatu rem seperti pada single leading shoe type. Namun, double leading shoe type menggunakan dua bubungan rem (brake cam) sehingga kedua sepatu rem menjadi leading dan menghasilkan daya pengereman yang besar karena kedua memperkuat daya pengereman. Tipe ini digunakan pada motor-motor besar (tipe lama) dan sekarang sudab jarang digunakan.

Monday 13 July 2020

Fungsi dan Jenis Rem Sepeda Motor

Sistem rem sepeda motor berfungsi untuk mengontrol kecepatan/laju (mengurangi, memperlanibat kecepatan, atau mebghemtikan laju) sepeda motor. Tujuannya ialah meningkatkan keselamatan saat berkendara
Prinsip kerja rem adalah dengan mengubah energi gerak/kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan. 
Secara umum, sistem pengereman yang berkembang pada sepeda motor saat ini ada dua jenis, yaitu rem tromol (drum brake) dan rem cakram (dise brake).
1. Rem Tromol Mekanis (Mechanical Drum Brakes)
Pada rem tromol, penghentian atau pengurangan putaran roda dilakukan dengan adanya gesekan antara kanvas sepatu reni dengan drumnya
Tipe rem tromol yang digunakan pada sepeda motor dibedakan menjadi 2. yaitu
a. Single Leading Shoe Type/Leading Trailing Shoe Type
b. Double Leading Shoe

2. Rem Cakram (Disc Brake)
Rem cakram pada umumnya terdiri atas beberapa komponen, yaitu cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, bahan gesek (disc pad) yang menjepit dan mencengkeram cakram, serta kaliper rem yang berfungsi untuk menekan dan mendorong bahan gesek schingga diperoleh daya pengereman
Menurut mekanisme penggeraknya, rem cakram sepeda motor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu rem cakram penggerak mekanik dan rem cakram penggerak hidrolik.

Friday 10 July 2020

Cara / Prosedur Pencegahan Kecelakaan Kerja di Bengkel

Tindakan Pencegahan Kecelakaan
Pada Saat mencagah / mengatasi terjadinya kecelakaan atau suatu keadaan yang tidak beres (tidak aman) saat bekerja, kita perlu segera mengambil tindakan-tindakan keselamatan, di antaranya adalah sebagai berikut.
(1) Singkirkan Bahaya
Apabila di dalam tempat kerja (pabrik/bengkel) melihat suatu alat atau perlengkapan yang membahayakan misalnya ada benda tajam dengan posisi yang tajam menghadap ke atas, pindahkan segera benda tersebut pada tempat yang aman. Di samping itu, apabila bekerja di dalam ruangan lampu-lampu penerangan juga harus diperhaikan demi keselamatan bersama.
(2) Pakailah Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri (APD) merupakan barang yang digunakan untuk melindungi para pekerja, misalnya akaian kera( werpak), sarung tangan, sepatu safety, kaca mata las saat mengelas, dll. Lingkungan kerja memiliki beberapa potensi bahaya, misalnya bahan bakar kendaraan, bensin, dan solar yang dapat menimbulkan penyakit apabila terpapar pada kulit dalam jangka panjang, serta penggunaan mesin, seperti alat las yang dapat menghasilkan percikan api menyebabkan luka bakar bila mengenai pekerja. Dalam hal ini, APD digunakan untuk meniadakan cedera.
(3) Pasanglah Papan Peringatan
pasanglah papan peringatan di area bengkel yang bersifat umum misal gunakan alat sesuai fungsinya, perhatikan K3 dll. atau misalnya salah satu mesin sedang diperbaiki yang tidak boleh diganggu untuk keamanan, pasanglah papan-papan peringatan dengan tulisan yang jelas dan mudah terbaca serta cukup singkat dengan perkataan "bahaya" atau "jangan dijalankan".

Wednesday 8 July 2020

Jenis-Jenis / Tipe Kebakaran

Terdapat beberapa jenis kebakaran sesuai dengan sumber api, klasifikasi ini direpresentasikan dengan huruf A, B, C, D.
a. Kebakaran Tipe A
Kebakaran benda padat seperti kayu, kertas, tekstil, pakaian, bahan-bahan paking termasuk ke dalam kebakaran tipe A.
b. Kebakaran Tipe B
Kebakaran tipe B merupakan kebakaran benda cair, seperti bensin, solar, minyak tanah, cat, terpentin, kerosin, grease, lemak, lilin, cat, dan tinner.
c. Kebakaran Tipe C
Kebakaran tipe C terjadi akibat adanya arus listrik dan peralatan listrik, seperti dudukan lampu, motor, generator, kabel, kawat sakelar, dan peralatan elektronik.
d. Kebakaran Tipe D
Kebakaran tipe D merupakan jenis kebakaran dari bahan-bahan logam yang mampu dibakar, seperti kalium, natrium, dan magnesium.

Sunday 5 July 2020

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

baiklah teman-teman disini saya akan berbagi sedikit tentang materi teknologi dasar otomotif , yaitu tentang APAR ( alat pemadam api ringan)

a, Pengertian Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat pemadam api ringan adalah perangkat perlindungan kebakaran aktif yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil, umumnya dalam situasi darurat. Alat pemadam api ini tidak dirancang untuk digunakan pada kebakaran yang sudah tidak terkontrol, misalnya ketika terjadi kebakaran sebuah toko dan api telah menjalar ke seluruh toko. Umumnya alat pemadam api terdiri dari sebuah tabung bertekanan tinggi yang berisi zat-zat pemadam yang dapat dibuang (disemprotkan keluar) untuk memadamkan sebuah kebakaran.

b. Jenis-Jenis APAR
Alat pemadam api ringan memiliki beragam jenis, yaitu APAR jenis air,powder, foam (busa), dan CO, (karbon dioksida). Sebuah APAR dapat digunakan untuk lebih dari satu klasifikasi kebakaran bergantung pada jenis zat pemadam yang digunakan.
I) APAR Jenis Air
APAR jenis air biasanya digunakan untuk pemadaman kebakaran tipe A, yaitu untuk benda padat selain logam, seperti kayu, kertas, knin atau karet. APAR jenis air berfungsi memutuskan sumber panas/api.
2) APAR Jenis Powder
APAR jenis ini berfungsi untuk memutuskan oksigen dan banyak digunakan di kantor-kantor atau fasilitas umum, seperti pusat perbelanjaan. Berdasarkan kelas kebakaran, ada 3 tipe APAR jenis powder, yaitu regular, multi purpose, dan special dry powder.
a. APAR Powder Reguler: tepung kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran tipe B dan C. APAR powder reguler antara lain natrium karbonat, kalium karbonat, kalium bikarbonat, kalium klorida.
b. APAR Powder Multi Purpose: tepung kimia untuk memadamkan kebakaran tipe A, B, dan C. Powder multi purpose, antara lain mono ammonium fosfat.
c. APAR Special Dry Powder: tepung kimia yang efektif untuk pemadam kebakaran tipe D. Special dry powder ini berisi campuran kalium klorida, magnesium klorida, natrium klorida, dan kalsium klorida.
3) APAR Jenis Foam (Busa) 
APAR jenis foam (busa) cocok untuk kebakaran tipe A dan B. APAR jenis ini sangat efektif untuk mencegah api menyala kembali setelah pemadaman. Foam (busa) membentuk segel di sekitar bidang yang terbakar dan mencegah pengapian ulang.
4) APAR Jenis CO, (Karbon Dioksida)
APAR jenis CO, sangat cocok untuk memadamkan kebakaran tipe B dan C. APAR ini memiliki kinerja yang tidak merusak dan sangat efektit.